Jumat, 12 Juni 2015

Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas asungkertha waranugraha-Nya makalah yang berjudul “ Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia “. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya sehingga melalui kesempatan ini kami mohon kepada para pembaca untuk dapat memberi kritik dan saran yang konduktif demi untuk penyempurnaan penyusunan makalah dimasa yang akan datang.
Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu para dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti yang  telah diuraikan di atas, maka melalui kata pengantar ini kami mohon maaf atas segala kekuranganya.

Jakarta,  07 April 2015
Penyusun


DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Manusia, Perkembangan dan Sifat ............................................................. 2
2.2 Perkembangan Sifat dan Pikiran .................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 1




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik, seperti: ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan otak yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk beradabtasi dengan lingkungannya.
Melalui rasa ingin tahu, manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Hal itu disebabkan karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru. Namun, dari beragam manusia hal yang membedakannnya adalah perkembangan sifat dan pola berpikir manusia yang terus mengalami perkembangan pula.

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian perkembangan dan sifat manusia?
2.      Bagaimanakah perkembangan sifat dan pikiran manusia?

1.3              Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dan sifat pada manusia 
2.      Untuk mengetahui perkembangan sifat dan pikiran manusia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Manusia, Perkembangan dan Sifat
a.                  Manusia
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.
Manusia sebagai makhluk yang tertinggi memiliki perilaku yang lebih sempurna. namun secara umum makhluk -makhluk tersebut memiliki beberapa prinsip yang sama, antara lain,daya gerak, naluri untuk mempertahankan diri, serta untuk mengembangkan keturunan.
manusia mempunyai sifat :
1.      Berfikir
merupakan proses mencari kebenaran tentang fenomena yang terjadi di sekitar. dengan berfikir seorang akan mendapatkan berbagai pengeahuan, baik itu tentang alam, tuhan dan manusia.
2.      Berakal atau berbudi
manusia mampu mengembangkan kemampuan yang spesisifik manusiawi, yang menyangkut daya cipta, rasa maupun karsa. Dengan akal budinya, maka kemampuan bersuara bisa menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Manusia mampu menciptakan dan menggunakan symbol-simbol dalam kehidupan sehari-hari, sehingga oleh Ernst Cassirer disebut sebagai animal symbolicum.
Adanya akal budi juga menyebabkan manusia mampu berpikir abstrak dan konseptual sehingga manusia disebut sebagai makhluk pemikir (homosapiens). Aristoteles menyebut manusia karena kemampuan sebagai animal that reason, dengan cirri utamanya selalu ingin mengetahui. Pada manusia melekat kehausan intelektual (intellectual curiousity), yang menjelma dalam aneka wujud pertanyaan.
Manusia adalah makhluk social yang hidup bermasyarakat (zoon politicon). Keutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup menyelaraskan perannya sebagai makhluk ekonomi dan social. Sebagai makhluk sisoal (homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu. Misalnya, dalam lingkungan manusia terkecil yaitu keluarga. Dalam keluarga, seorang bayi membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya agae dapat tumbuh dan berkembang secara baik dan sehat.
Manusia sebagai makhluk sosial dan budaya Sebagai masyarakat Indonesia, setiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya tentunya dalam hal yang positif. Saling bersosialisasi antara satu sama lainnya membuat interaksi yang kuat untuk mengenal kepribadian manusia lain. Manusia yang mudah bersosialisasi adalah manusia yang dapat atau mampu menjalankan komunikasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya. Dengan berlandaskan pancasila manusia sebagai makhluk yang social dan budaya disatukan untuk saling menghormati dan menghargai antara manusia yang memiliki budaya yang berbeda-beda.
Manusia sebagai makhluk yang beriman karna manusia diciptakan oleh tuhan yang maha esa, jadi manusia beriman dengan melakukan apa yang di perinthakan tuhan dan menjauhkan apa yang dilarang oleh tuhan.
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia lemah, sedangkan rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat. dengan akal budinya dan kemauannya, manusia dapat menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lain. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi dan kemauan yang keras sehingga dapat mengendalikan jasmaninya.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) mapun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca indera-nya merupakan objek rasa ingin tahunya.
 Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya terus berlanjut. Bukan hanya “apa”-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi juga jawaban dari “bagaimana” dan kemudian berlanjut “mengapa” tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang diamatinya.
Ada kemampuan berpikir pada manusia yang menyebabkan rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam. Dengan akal yang dimilikinya, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang didapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.

b.                  Perkembangan dan Sifat
Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Beberapa psikolog membedakan arti kata ‘pertumbuhan’ dengan ‘perkembangan’, namun beberapa tidak. Pertumbuhan bisa diartikan sebagai bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni, sedangkan perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang muncul. (Monks, 1982)
Di sisi lain, perkembangan juga dipandang secara menyeluruh, yang mencakup tiga aspek, yaitu:
a)      Perkembangan fisik, seperti perubahan tinggi dan berat.
b)      Perkembangan kognitif, seperti perubahan pada proses berpikir, daya ingat, bahasa.
c)      Perkembangan kepribadian dan social, seperti perubahan pada konsep diri, konsep gender, hubungan interpersonal.
Tentunya dalam mempelajari perkembangan manusia, seluruh aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. Begitu juga dalam penggunaan di dalam konteks pendidikan, ilmu mengenai perkembangan manusia sebaiknya dikuasai secara menyeluruh agar mendukung kompetensi pendidik dalam memahami kondisi anak didiknya.
Sifat adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya. Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan pemakan segala. Bahkan carles darwin (dengan teori evolusinya) telah berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari primat atau kera tapi ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primat atau kera.
Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati yang halus dan dua pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang. (Asar, 2013)
Di samping aktivitas-aktivitas yang bersifat umum, pada para anak didik didapatkan sifat-sifat individual yang khas. Misalnya ada anak yang sudah cukup diisyarati saja untuk menghentikan perbuatannya yang kurang layak, ada yang perlu di tegur, bahkan ada pula yang tidak cukup dengan tegur dan membodohkan tindakan lain yang lebih keras ( misalnya dipindahkan tempat duduknya di dekat guru ). Ada anak yang mudah bergaul sebaliknya ada yang sukar sekali mendapatkan teman, ada anak yang sangat setia kepada teman-temannya, ada anak yang suka membeo, ada yang suka berpedoman kepada pendapat sendiri, ada anak yang suka kepada soal-soal politik, ada yang suka kepada soal-soal kesenian, yang lain lagi lebih suka kepada soal-soal kemasyarakatan dan keagamaan dan sebagainya. Pendek kata kepribadian anak didik itu berlainan satu sama lain dan demi suksesnya usaha pendidik hal ini harus di kenal oleh pendidik. Pendidik perlu mengenal bagaimana struktur kepribadian anak didiknya bagaimana dinamikanya, dan bagaimana kepribadian yang demikian itu terbentuk. Disamping itu pengetahuan mengenai tipe-tipe kepribadian anak didik adalah sangatlah berguna dipandang dari segi praktis.
Satu hal lagi yang kiranya sangat penting untuk dikemukakan, terutama dilihat dari sudut pandangan, operasional, adalah mengenai bagaimana caranya kita mengungkap kepribadian manusia itu. Cara umum dapat dikatakan bahwa semua metode psikologis dapat digunakan.

2.2              Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna dalam persaingan hidup di muka bumi ini. Meski banyak keterbatasan fisik, seperti diantaranya: ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca indera. Keberhasilan tersebut disebabkan karena manusia memiliki akal yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan manusia lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Karna itu alam pikir manusia dapat berkembang dengan kemampuan berfikir dan bernalar manusia, akal serta nuraninya yang memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik lagi dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan yang terkumpul dan semakin maju menyebabkan rasa ingin tahu manusia semakin berkembang. Rasa ingin tahu pada manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka dapat berkembang setiap hari, mereka mengamati benda-benda dan peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Manusia tidak akan pernah merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai apa yang diamatinya, rasa ingin tahu semacam itu yang tidak dimiliki oleh hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya. Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini yang menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang.
Melalui sifat keingintahuan manusia yang besar, manusia selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam dan pengetahuan-pengetahuan yang sangat banyak, mungkin karena itu lah secara tidak langsung alam pikiran manusia dapat berkembang. Dan mungkin karena teknologi juga yang semakin berkembang sesuai zamannya, sehingga sejalan dengan cara berfikir manusia yang memudahkan manusia untuk mencari informasi dan ilmu pengetahuan yang sangat banyak, sehingga membuat alam pikir manusia semakin berkembang dan berkembang lagi.
  Manusia secara terus menerus selalu mengembangkan pengetahuan. Mereka mengembangkan pengetahuan tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang menyangkut kelangsungan hidupnya saja. Mereka juga berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Perkembangan pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi pengetahuan akan berlangsung lebih cepat. (Puspita, 2013)
Cara orang dewasa mencari pengetahuan umumnya sangat dipengaruhi oleh pengembangan pengetahuan pada masa anak-anak:
1.      Masa bayi (0-2 tahun), disebut periode sensorik motorik, pada periode ini perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat.
2.      Masa kanak-kanak (3-5 tahun), disebut periode praoperasional. Pada periode ini, dorongan keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan bahwa anak pada periode ini adalah “masa bertanya”.
3.      Masa usia sekolah (6-12 tahun), periode operasional nyata. Pada masa ini anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik. Masa ini juga merupakan “masa tenang” karena proses perkembangan emosional anak telah mendapat kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuannya.
4.      Masa remaja (13-20 tahun), disebut periode preoperasional formal. Masa ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa.
5.      Masa dewasa (> 20 tahun), dimana masa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.


BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai “rasa ingin tahu” akan tetapi tidak berkembang atau disebut “idle curiousity” atau “instinct.” Segala aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan berkembang biak. Hal itulah yang membedakan manusia dengan hewan.
Perkembangan adalah suatus proses menuju kedewasaan. Perkembangan dibagi menjadi 3 yaitu
a)      Perkembangan fisik, seperti perubahan tinggi dan berat.
b)      Perkembangan kognitif, seperti perubahan pada proses berpikir, daya ingat, bahasa.
c)      Perkembangan kepribadian dan social, seperti perubahan pada konsep diri, konsep gender, hubungan interpersonal.
Sifat adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.
Perkembangan sifat dan pikiran manusia dimulai dari usia 0 hingga masa tua. Setiap perjalanan dari usia mengalami perkembangan sifat dan pikiran yang berbeda-beda. Namun seiring dengan berjalannya waktu hal itu bisa terdegradasi.

3.2              Saran
Manusia secara alamiah, memiliki perkembangan sifat dan pikiran yang berbeda-beda pada setiap individu. Untuk itulah demi menjaga ilmu pengetahuan dalam pikiran manusia hendaknya mengasah secara terus-menerus pengetahuan yang mereka miliki.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., dan Supanto, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Monks, F.J., Knoers A.M.P., Haditono, Siti Rahayu. 1982. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Puspita, Laras Dwi. 2013. Bagaimana Alam Pikiran Manusia Berkembang (Online). http://larasdwip.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
Saputra, Riri. 2014. Makalah Iad Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya (Online). http://ririsaputra.blogdetik.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
Wardiana. 2012. Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya (Online). http://wardina-a.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
Asari. 2013. Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya (Online). http://ronalastikasari.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015





Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar