KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas asungkertha
waranugraha-Nya makalah yang berjudul “ Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia “. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya sehingga melalui
kesempatan ini kami mohon kepada para pembaca untuk dapat memberi kritik dan
saran yang konduktif demi untuk penyempurnaan penyusunan makalah dimasa yang
akan datang.
Harapan saya semoga
makalah ini dapat membantu para dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Seperti yang telah diuraikan di atas, maka melalui kata
pengantar ini kami
mohon maaf atas segala kekuranganya.
Jakarta, 07
April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3
Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Manusia, Perkembangan dan Sifat
............................................................. 2
2.2 Perkembangan Sifat dan Pikiran
.................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain
bersifat organis (makhluk hidup).
Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri
kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan
maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup,
akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Manusia
merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam persaingan
hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik, seperti: ukuran, kekuatan,
kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya.
Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan otak yang lebih
baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk beradabtasi
dengan lingkungannya.
Melalui rasa ingin tahu, manusia mempunyai kemampuan untuk
berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Hal itu
disebabkan karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa suatu
peristiwa terjadi. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu
untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan
yang lebih baru. Namun, dari beragam manusia hal yang membedakannnya adalah
perkembangan sifat dan pola berpikir manusia yang terus mengalami perkembangan
pula.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian perkembangan dan
sifat manusia?
2. Bagaimanakah perkembangan sifat dan pikiran
manusia?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian
dan sifat pada manusia
2. Untuk mengetahui perkembangan sifat
dan pikiran manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Manusia, Perkembangan dan
Sifat
a.
Manusia
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya
dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani.
Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani
manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya.
Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi
pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia
dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di
alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan
selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna
penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.
Manusia sebagai makhluk yang
tertinggi memiliki perilaku yang lebih sempurna. namun secara umum makhluk
-makhluk tersebut memiliki beberapa prinsip yang sama, antara lain,daya gerak,
naluri untuk mempertahankan diri, serta untuk mengembangkan keturunan.
manusia mempunyai sifat :
1. Berfikir
merupakan
proses mencari kebenaran tentang fenomena yang terjadi di sekitar. dengan
berfikir seorang akan mendapatkan berbagai pengeahuan, baik itu tentang alam,
tuhan dan manusia.
2. Berakal atau berbudi
manusia
mampu mengembangkan kemampuan yang spesisifik manusiawi, yang menyangkut daya
cipta, rasa maupun karsa. Dengan akal budinya, maka kemampuan bersuara bisa
menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Manusia mampu menciptakan dan
menggunakan symbol-simbol dalam kehidupan sehari-hari, sehingga oleh Ernst
Cassirer disebut sebagai animal symbolicum.
Adanya akal budi juga menyebabkan
manusia mampu berpikir abstrak dan konseptual sehingga manusia disebut sebagai
makhluk pemikir (homosapiens). Aristoteles menyebut manusia karena kemampuan
sebagai animal that reason, dengan cirri utamanya selalu ingin mengetahui. Pada
manusia melekat kehausan intelektual (intellectual curiousity), yang menjelma
dalam aneka wujud pertanyaan.
Manusia adalah makhluk social yang
hidup bermasyarakat (zoon politicon). Keutuhan manusia akan tercapai apabila
manusia sanggup menyelaraskan perannya sebagai makhluk ekonomi dan social.
Sebagai makhluk sisoal (homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan
kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal
tertentu. Misalnya, dalam lingkungan manusia terkecil yaitu keluarga. Dalam
keluarga, seorang bayi membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya agae dapat
tumbuh dan berkembang secara baik dan sehat.
Manusia sebagai makhluk sosial dan
budaya Sebagai masyarakat Indonesia, setiap manusia saling membutuhkan satu
sama lainnya tentunya dalam hal yang positif. Saling bersosialisasi antara satu
sama lainnya membuat interaksi yang kuat untuk mengenal kepribadian manusia
lain. Manusia yang mudah bersosialisasi adalah manusia yang dapat atau mampu
menjalankan komunikasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya. Dengan
berlandaskan pancasila manusia sebagai makhluk yang social dan budaya disatukan
untuk saling menghormati dan menghargai antara manusia yang memiliki budaya
yang berbeda-beda.
Manusia sebagai makhluk yang beriman
karna manusia diciptakan oleh tuhan yang maha esa, jadi manusia beriman dengan
melakukan apa yang di perinthakan tuhan dan menjauhkan apa yang dilarang oleh
tuhan.
Komunikasi adalah "suatu proses
dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa nonverbal.
Bila dibandingkan dengan hewan, maka
tubuh manusia lemah, sedangkan rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat
kuat. dengan akal budinya dan kemauannya, manusia dapat menjadi makhluk yang
lebih dari makhluk lain. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi dan
kemauan yang keras sehingga dapat mengendalikan jasmaninya.
Manusia sebagai makhluk berpikir
dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di
sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu
inilah mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam,
baik alam besar (makrokosmos) mapun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha
memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk
memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat
mengumpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang terdapat pada
manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari
mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dialam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca
indera-nya merupakan objek rasa ingin tahunya.
Manusia tidak akan merasa puas jika belum
memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha mencari
jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya terus
berlanjut. Bukan hanya “apa”-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi
juga jawaban dari “bagaimana” dan kemudian berlanjut “mengapa” tentang hal-hal
yang bersangkutan dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang diamatinya.
Ada kemampuan berpikir pada manusia
yang menyebabkan rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar
dari pengembangan ilmu pengetahuan alam. Dengan akal yang dimilikinya, semua
pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Informasi yang didapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya,
ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang
pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi
berikutnya.
b.
Perkembangan dan Sifat
Secara
umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat tetap dan
tidak dapat diputar kembali. Beberapa psikolog membedakan arti kata
‘pertumbuhan’ dengan ‘perkembangan’, namun beberapa tidak. Pertumbuhan bisa
diartikan sebagai bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni,
sedangkan perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala
psikologis yang muncul. (Monks, 1982)
Di sisi
lain, perkembangan juga dipandang secara menyeluruh, yang mencakup tiga aspek,
yaitu:
a) Perkembangan fisik, seperti
perubahan tinggi dan berat.
b) Perkembangan kognitif, seperti
perubahan pada proses berpikir, daya ingat, bahasa.
c) Perkembangan kepribadian dan social,
seperti perubahan pada konsep diri, konsep gender, hubungan interpersonal.
Tentunya
dalam mempelajari perkembangan manusia, seluruh aspek tersebut saling berkaitan
satu sama lain. Begitu juga dalam penggunaan di dalam konteks pendidikan, ilmu
mengenai perkembangan manusia sebaiknya dikuasai secara menyeluruh agar mendukung
kompetensi pendidik dalam memahami kondisi anak didiknya.
Sifat adalah
ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan,
meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari
segi biologisnya. Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti
manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui
anaknya dan pemakan segala. Bahkan carles darwin (dengan teori evolusinya)
telah berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari primat atau kera tapi
ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primat atau kera.
Disebut
sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia
dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati yang halus dan dua
pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan
seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah hati. Inilah
yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus
seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan
inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang. (Asar, 2013)
Di samping
aktivitas-aktivitas yang bersifat umum, pada para anak didik didapatkan
sifat-sifat individual yang khas. Misalnya ada anak yang sudah cukup diisyarati
saja untuk menghentikan perbuatannya yang kurang layak, ada yang perlu di
tegur, bahkan ada pula yang tidak cukup dengan tegur dan membodohkan tindakan
lain yang lebih keras ( misalnya dipindahkan tempat duduknya di dekat guru ).
Ada anak yang mudah bergaul sebaliknya ada yang sukar sekali mendapatkan teman,
ada anak yang sangat setia kepada teman-temannya, ada anak yang suka membeo,
ada yang suka berpedoman kepada pendapat sendiri, ada anak yang suka kepada
soal-soal politik, ada yang suka kepada soal-soal kesenian, yang lain lagi
lebih suka kepada soal-soal kemasyarakatan dan keagamaan dan sebagainya. Pendek
kata kepribadian anak didik itu berlainan satu sama lain dan demi suksesnya
usaha pendidik hal ini harus di kenal oleh pendidik. Pendidik perlu mengenal
bagaimana struktur kepribadian anak didiknya bagaimana dinamikanya, dan
bagaimana kepribadian yang demikian itu terbentuk. Disamping itu pengetahuan
mengenai tipe-tipe kepribadian anak didik adalah sangatlah berguna dipandang
dari segi praktis.
Satu hal
lagi yang kiranya sangat penting untuk dikemukakan, terutama dilihat dari sudut
pandangan, operasional, adalah mengenai bagaimana caranya kita mengungkap
kepribadian manusia itu. Cara umum dapat dikatakan bahwa semua metode psikologis
dapat digunakan.
2.2
Perkembangan Sifat dan Pikiran
Manusia
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan
yang paling sempurna dalam persaingan hidup di muka bumi ini. Meski banyak
keterbatasan fisik, seperti diantaranya: ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca
indera. Keberhasilan tersebut disebabkan karena manusia memiliki akal yang
lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan manusia lebih mudah
untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Karna itu alam pikir manusia
dapat berkembang dengan kemampuan berfikir dan bernalar manusia, akal serta
nuraninya yang memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik lagi dan
bijaksana untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan yang terkumpul dan semakin maju menyebabkan rasa
ingin tahu manusia semakin berkembang. Rasa ingin tahu pada manusia ini
menyebabkan pengetahuan mereka dapat berkembang setiap hari, mereka mengamati
benda-benda dan peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Manusia tidak akan
pernah merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai apa yang diamatinya,
rasa ingin tahu semacam itu yang tidak dimiliki oleh hewan. Manusia merupakan
makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila
dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya. Rasa ingin tahu yang terdapat
pada manusia ini yang menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang.
Melalui sifat keingintahuan manusia yang besar, manusia
selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam dan
pengetahuan-pengetahuan yang sangat banyak, mungkin karena itu lah secara tidak
langsung alam pikiran manusia dapat berkembang. Dan mungkin karena teknologi
juga yang semakin berkembang sesuai zamannya, sehingga sejalan dengan cara
berfikir manusia yang memudahkan manusia untuk mencari informasi dan ilmu
pengetahuan yang sangat banyak, sehingga membuat alam pikir manusia semakin
berkembang dan berkembang lagi.
Manusia secara terus
menerus selalu mengembangkan pengetahuan. Mereka mengembangkan pengetahuan
tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang menyangkut kelangsungan
hidupnya saja. Mereka juga berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana
yang salah. Perkembangan pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya
sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat
yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan
yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi pengetahuan akan berlangsung
lebih cepat. (Puspita, 2013)
Cara orang dewasa mencari pengetahuan umumnya sangat
dipengaruhi oleh pengembangan pengetahuan pada masa anak-anak:
1.
Masa
bayi (0-2 tahun), disebut periode sensorik motorik, pada periode ini
perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat.
2.
Masa
kanak-kanak (3-5 tahun), disebut periode praoperasional. Pada periode ini,
dorongan keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan bahwa
anak pada periode ini adalah “masa bertanya”.
3.
Masa
usia sekolah (6-12 tahun), periode operasional nyata. Pada masa ini anak sangat
aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik. Masa ini juga
merupakan “masa tenang” karena proses perkembangan emosional anak telah
mendapat kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuannya.
4.
Masa
remaja (13-20 tahun), disebut periode preoperasional formal. Masa ini merupakan
masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang
dewasa.
5.
Masa
dewasa (> 20 tahun), dimana masa ini ditandai dengan kemampuan individu
untuk berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik,
menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu
yang bertanggung jawab.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga
mempunyai “rasa ingin tahu” akan tetapi tidak berkembang atau disebut “idle curiousity” atau “instinct.” Segala aktivitasnya didorong
oleh instink itu dengan tujuan untuk
melestarikan hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan
berkembang biak. Hal itulah yang membedakan manusia dengan hewan.
Perkembangan adalah suatus proses
menuju kedewasaan. Perkembangan dibagi menjadi 3 yaitu
a) Perkembangan fisik, seperti
perubahan tinggi dan berat.
b) Perkembangan kognitif, seperti
perubahan pada proses berpikir, daya ingat, bahasa.
c) Perkembangan kepribadian dan social,
seperti perubahan pada konsep diri, konsep gender, hubungan interpersonal.
Sifat adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil
membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak
kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.
Perkembangan sifat dan pikiran manusia dimulai dari usia 0
hingga masa tua. Setiap perjalanan dari usia mengalami perkembangan sifat dan
pikiran yang berbeda-beda. Namun seiring dengan berjalannya waktu hal itu bisa
terdegradasi.
3.2
Saran
Manusia secara alamiah, memiliki perkembangan sifat dan
pikiran yang berbeda-beda pada setiap individu. Untuk itulah demi menjaga ilmu
pengetahuan dalam pikiran manusia hendaknya mengasah secara terus-menerus
pengetahuan yang mereka miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
A., dan Supanto, A. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Monks,
F.J., Knoers A.M.P., Haditono, Siti Rahayu. 1982. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Puspita,
Laras Dwi. 2013. Bagaimana Alam Pikiran
Manusia Berkembang (Online). http://larasdwip.blogspot.com.
Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
Saputra,
Riri. 2014. Makalah Iad Alam Pikiran
Manusia Dan Perkembangannya (Online). http://ririsaputra.blogdetik.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
Wardiana.
2012. Alam Pikiran Manusia dan
Perkembangannya (Online). http://wardina-a.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
Asari. 2013. Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya (Online). http://ronalastikasari.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2015
0 komentar:
Posting Komentar