A.
Cara Mengatasi Anak Pemalu
Sifat pemalu pada anak bukanlah bagian dari perkembangan,
melainkan sebagai hasil dari proses belajar dari lingkungannya. Dengan kata
lain, para orang tua masih bisa mengatasi sifat pemalu pada anak anda. Berikut
ini cara mengatasi sifat pemalu pada anak:
- Biarkan anak bereksplorasi
Terapkan pola asuh yang baik pada anak sejak ia masih
bayi, dengan cara memberikan kesempatan untuknya melakukan eksplorasi terhadap
segala hal yang ia inginkan. Yang tentunya ada dalam pengawasan pengasuh
apabila si kecil melakukan aktivitas, eksplorasi atau hal lainnya yang beresiko
membahayakan bagi si anak. Biarkan bayi anda tumbuh dan berkembang membangun
citra dirinya.
- Hentikan memberikan anak predikat pemalu
Saat orang tua mengenali sikap dan mengetahui bahwa anak
memiliki sikap pemalu. Hentikan menyebut bahwa si anak adalah anak yang pemalu.
Memberikan predikat pemalu pada anak bukanlah tindakan yang tepat, karena anak
tak pernah berpikir bahwa dirinya itu pemalu. Bila ia sering dikatai sebagai
pemalu, bukan tidak mungkin ia menjadi sadar dan lebih malu yang akhirnya
berujung pada psikologis anak yang memilih menarik diri dari
lingkungannya. Ada baiknya saat anak kurang percaya diri berkembang
dilingkungannya, berikan ia dorongan dan kepercayaan bahwa ia bisa
melakukannya. Dengan begini anak akan lebih termotivasi untuk lebih berani.
- Bawa serta anak saat melakukan kunjungan
Saat melakukan kunjungan seperti kunjungan ke tetangga,
arisan atau pernikahan. Ada baiknya, jika orang tua mulai membawa serta si
kecil. Dengan mengajak si kecil berkunjung ke tempat-tempat baru dan bertemu
dengan orang-orang baru akan membuatnya terbiasa dengan lingkungan dan
orang-orang baru. Sehingga si kecil menjadi lebih berani dan percaya diri.
- Masukkan anak ke sekolah
Selain mampu mengasah kecerdasan sosial anak, memasukannya
ke TK (Taman Kanak-Kanak) mampu menumbuhkan kepercaya diri anak yang lebih
tinggi. Karena dengan bersekolah anak akan menjumpai serta mengenal berbagai
karakter orang dan mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan diluar rumahnya.
Dengan begini anak akan bermain sambil mengasah kemampuan diri dalam
bersosialisasi dengan teman seusianya.
- Dukungan orang tua
Dukungan serta dorongan orang tua adalah hal paling penting
untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak. Saat anak belum berhasil melakukan
sesuatu, jangan pernah mengucilkan atau menganggapnya lemah, hal ini hanya akan
membuat anak tertekan dan semakin tidak percaya diri. Untuk itu, tetap berikan
motivasi dan kepercayaan anda bahwa anak bisa melewati dan melakukannya.
Sifat pemalu atau minder yang dimiliki oleh seorang anak
dapat membuat bakat dan potensi yang dimilikinya tidak ditunjukan dan digali
secara keseluruhan. Orang lain juga tidak bisa melihat kemampuan anak secara
penuh, jika anak tersebut menarik dirinya dari pergaulan dan kesempatan sukses
yang mungkin bisa terlewatkan begitu saja. Namun dengan mengetahui beberapa
tips mengatasi anak yang pemalu, oang tua atau pengasuh bisa menerapkannya pada
anak sehingga ia bisa lebih berani dan percaya diri menunjukan potensi yang
dimilikinya. (Bidanku,
2015)
B.
Cara Mencegah Anak
Pemalu
Rasa malu yang akut bisa terjadi karena orang tua
kurang peka pada tanda-tanda yang terjadi pada anak. Orang tua atau pengasuh
tentu bisa mencegah tumbuhnya rasa malu pada diri anak sedini mungkin. Berikut
ini cara mecegah anak menjadi pemalu:
- Ajarkan keterampilan sosial
Ajarkan anak cara berkenalan pada saat bertemu
orang baru. Bantu ia menyodorkan tangan untuk bersalaman dan menyebutkan nama,
walau belum sempurna benar tidak apa-apa. Saat mulai belajar berteman, ajarkan
anak untuk memelihara pertemanan dengan bersikap sopan, misalnya minta tolong
dengan sopan, bukan menyuruh. Minta maaf bila tidak sengaja menginjak kaki
teman dan mengucapkan terima kasih bila menerima bantuan atau hadiah.
- Hindari memberi label “anak pemalu”
Membiarkan orang lain menyebut anak pemalu, anak
tersebut akan hidup dalam sebutan itu. Kalau ada orang yang mengatakan anak
pemalu, jawab dengan, “Oh, anak saya bukannya malu. Dia hanya sedang cari bahan
obrolan. Sebentar lagi dia pasti mau diajak ngobrol.” Atau, “Anak saya butuh
waktu untuk kenal orang baru.”
- Bantu anak merasa mampu
Beri kesempatan anak untuk menunjukkan
kemampuannya, menunjukkan dirinya dia penting, misalnya memberinya tugas yang
ia mampu, seperti menata sendok
menjelang waktu makan, ikutkan ia menentukan menu makanan, ajak ikut mengangkat
belanjaan dan biasakan ia memilih sendiri baju yang akan dipakai.
- Bangun hubungan saling percaya
Rasa malu bisa terbentuk karena anak tidak
percaya orang lain. Pada kasus ini, orang tua harus berusaha ekstra keras untuk
membangunnya:
- Bersikap konsisten pada anak agar anak tahu apa yang anda harapkan dari perilakunya. Sikap konsisten orang tua membuat anak merasa aman dan percaya pada harapan anda.
- Jangan ingkar janji pada anak, ia bisa takkan percaya kepada orang yang membohonginya selamanya.
- Bersikap terbuka, apapun perasaan anda. Anak bisa merasakan kejujuran orang tuanya dalam setiap kalimat yang diucapkan. Ketika anak mendeteksi kebohongan, dia takkan percaya pada anda. (Ali, 2013)
5. Orang tua harus memberi
motivasi yang kuat
Anak yang pemalu
biasanya dalam melakukan berbagai hal harus disertai dengan cara memberi
motivasi, sehingga anak bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan menumbuhkan
rasa percaya diri pada si anak.
6. Orang tua harus bisa
mengarahkan anak
Anak harus bisa
diarahkan atau dilibatkan suatu kegiatan yang mampu menarik perhatian dan minat
bagi si anak yaitu kegiatan-kegiatan yang disenangi oleh anak tersebut, seperti
belajar sambil bermain. (Rosemini, 2003)
DAFTAR PUSTAKA
Bidanku.
2015. Kenali Faktor Pemalu Pada Anak dan Cara Mengatasinya
(Online). Bidanku.com.
Diakses Pada Tanggal 29 Mei 2015
Santi. 2013.
Mengatasi Anak Pemalu Dalam Bergaul
(Online). http://katasanti.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 15 Juni 2015
Rosemini.
A. Prianto. 2003. Perilaku Anak Usia Dini
Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta: Kanisius.
Ali.
2013. Cegah Rasa Malu Pada Balita
(Online). www.ayahbunda.co.id. Diakses Pada Tanggal 15 Juni 2015
0 komentar:
Posting Komentar